Jumat, 07 Januari 2011

Hati-Hati, Jangan Melarang Anak Melakukan Perilaku Menyimpang

Friday, January 07, 2011
Belanja Jogja “Belanja..Belanja...!! Bagus-bagus lho..”
Hari Gini “Belanja kok repot...!!!”

Hati-Hati, Jangan Melarang Anak Melakukan Perilaku Menyimpang

Posted by admin on Dec 16th, 2010 and filed under Artikel, Enslikopedi Dunia Anak. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry
Sayangi anak
Caca, jangan nonton tivi terusss!
Caca, jangan jajan terusss!
Caca, jangan buang sampah sembarangan!
Caca, jangan bandel!
Caca, jangan malas !
Caca, jangan … !
Caca, jangan … !
Caca adalah gadis kecil yang memendam benci pada orang tuanya. Dia bosan dengan kalimat-kalimat larangan dari orang tuanya. Bukan hanya benci, dia bahkan tidak nyaman berdekatan lama dengan orang tuanya. Karena dalam kedekatan itu Caca menyimpan was-was jika sewaktu-waktu kalimat “Jangan … (terhadap sesuatu)” terdengar di telinga Caca. Caca lebih senang jauh dari orang tua dengan menyendiri atau bersama temannya siapa saja* yang dimana dia bisa bebas dan tidak lagi mendengar kalimat “Jangan … !”
Pernahkah anda melihat kejadian semacam ini? Atau jangan-jangan malah anda sendiri memiliki masa lalu yang sama seperti ini? Pertanyaan ini nggak wajib dijawab kok.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki sifat dasar “ingin bebas” melakukan apapun. Kata-kata “Jangan” hanya akan memberi asosiasi penghalang kebebasan. Jiwa manusia bisa berontak jika kebebasan ini dihalang-halangi. Kebebasan bisa diredam jika ada tujuan dan manfaat yang dipahami. Contohnya adalah saat ada seseorang yang begitu patuh terhadap nilai-nilai suatu agama. Meski kebebasannya dikurangi bahkan dilarang manusia tersebut tetap tunduk tanpa melawan. Itu karena manusia tersebut mengetahui tujuan yaitu menginginkan Surga misalnya. Dan jika mengikuti kebebasan yang melanggar norma agama dia takut masuk neraka. Inilah sekali lagi bahwa kebebasan itu memang asasi bagi setiap manusia, manusia akan meredam kebebasannya jika mengetahui tujuan dan manfaat dari mengendalikan kebebasan tersebut. Prinsip ini berlaku juga untuk anak kecil semacam Caca.
Oleh sebab itu, dibutuhkan strategi bagi orang tua untuk mengalihkan tindakan negatif anak. Diantara adalah dengan mengubah kata-kata “Jangan” dengan kalimat positif. Misalnya:
“Jangan jajan!” ubah dengan “Ayo menabung!”
“Jangan nonton tivi terus” ubah dengan “Ayo bantu ibu dulu!” atau “Ayo belajar dulu!”
“Jangan buang sampah sembarangan!” ubah dengan “Buanglah di tempat sampah!”
Selain dengan itu, ajaklah anak berkomunikasi dengan gaya bahasa yang bersahabat. Bukan sedang menghakimi. Misalnya menghadapi anak yang suka jajan. Ajak anak berdiskusi melalui simulasi menarik. Bisa dengan berhitung menggunakan uang sungguhan (siapkan uang receh yang agak banyak), kotak tabungan dan kalender sebagai media. Caranya, masukkan uang  receh tersebut sedikit demi sedikit ke dalam kotak tabungan dari hari ke hari sambil mencoret hari demi hari dalam kalender. Setelah coretannya masuk satu bulan. Anak diminta membuka kotak tabungan dan menghitungnya. Kemudian simpulkan bersama bahwa, ”Menabung bisa membuat seseorang menjadi kaya.”
Dengan begitu anak akan tau manfaat tidak suka jajanan sekaligus manfaat menabung tanpa keluar kata-kata”Jangan!”
Kesimpulan dari tulisan ini adalah jadilah sahabat bagi anak dengan mengolah kata dan sikap kita selayaknya sahabat. Sehingga anak akan nyaman untuk terbuka dengan kita dan menerima nasehat kita.
Untuk menjadi sahabat bagi anak itu berarti orang tua harus menyediakan waktu luang yang cukup dan bahkan terjadwal mengingat padatnya aktivitas sehari-hari. Dengan waktu yang cukup kedekatan emosional yang terbentuk akan sangat kuat.
Meluangkan waktu lebih banyak untuk buah hati memang harus menjadi prioritas. Randall F Hyde, PhD. terapis AS mengatakan bahwa orangtua adalah terapis terbaik bagi anak atas perilaku-perilaku negatifnya. Karena hanya orangtua yang memiliki kasih sayang, perhatian dan waktu paling sempurna yang dibutuhkan anak.
*{catatan: teman siapa saja ini yang perlu diwaspadai, bisa-bisa anak mendapat teman yang bermasalah sehingga dapat membuat anak menjadi semakin rusak moralnya}

1 Response for “Hati-Hati, Jangan Melarang Anak Melakukan Perilaku Menyimpang”

  1. Joe says:
    anak memang anugerah yang mesti dididik dengan penuh kesungguhan

Leave a Reply